
A. Pendahuluan
Proses pembelajaran IPS di tingkat persekolahan selama ini menunjukkan bahwa pada umumnya guru-guru IPS masih kurang optimal dalam pemanfaatan maupun pemberdayaan sumber-sumber belajar yang ada. Proses pembelajaran IPS masih cenderung terpusat pada guru (teacher centered), guru menyampaikan materi pelajaran seperti yang ada pada buku ajar dengan penyampaian secara ceramah dan tanya jawab (textbook centered), dan monomedia.
Dengan sistem seperti ini, kita tidak bisa menyalahkan siswa apabila ada di antara mereka yang menganggap proses pembelajaran IPS sebagai sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, kurang inovatif dan berbagai keluhan lainnya.
Peranan alat bantu dalam belajar cukup besar pengaruhnya terhadap proses serta kualitas institusionalisasi materi ajar kepada para siswa. Secara proses, alat bantu dapat mempercepat / membantu pemahaman. Secara kualitas alat bantu ajar menguatkan institusi materi ajar pada siswa serta memperkuat daya ingat.
Seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) akan membawa perubahan pergeseran peranan guru, termasuk guru IPS sebagai penyampai pesan atau informasi. Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Sudah saatnya apabila abad ke-21 disebut sebagai abad komunikasi massa. Sekarang ini siswa dapat memperoleh informasi dan materi belajar dari berbagai sumber terutama media massa. Adapun bentuk media massa secara garis besar ada dua jenis yaitu media cetak (surat kabar, majalah, dan buku-buku) dan media elektronik (televisi, radio, film, dan internet).
Tidaklah berlebihan kiranya apabila disebutkan bahwa media massa sangat berpengaruh di dalam pendidikan IPS. Hal ini didasarkan pada berbagai temuan penelitian yang menyiratkan antara lain:
1. Media massa, khususnya televisi telah begitu memasyarakat
2. Media massa berpengaruh terhadap proses sosialisasi
3. Orang-orang lebih mengandalkan informasi yang berasal dari media massa daripada dari orang lain
4. Para guru IPS perlu memberdayakan media massa sebagai sumber pembelajarannya
5. Para orang tua dan pendidik, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dapat meminimalisasikan pengaruh negatif media massa dan mengoptimalkan dampak positifnya (Adiwikarta, 1988)
Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah: Apakah guru-guru IPS telah memanfaatkan media massa sebagai sumber pembelajaran? dan Apakah siswa sudah memanfaatkan media massa sebagai sumber pembelajaran IPS? Untuk menjawabnya tentunya diperlukan suatu pembuktian.
B. Media Pendidikan dan Sumber Pembelajaran IPS
Pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik apabila tenaga pendidik maupun peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan.
Pendidikan IPS adalah Penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila.(Soemantri, 2001:103)
Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. (Hamalik, 1982:23)
Sebagai sumber pembelajaran IPS, media massa diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS sehingga siswa akan dapat lebih mudah menguasai materi yang sedang mereka pelajari.
C. Pemanfaatan Media Massa Sebagai Sumber Pembelajaran IPS
Media Massa adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an yang mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. (Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedi bebas)
Guru dan siswa dapat memanfaatkan media massa cetak dan media massa elektronik sebagai sumber pembelajaran IPS, karena dari media massa cetak maupun media massa elektronik siswa dan guru dapat memperoleh informasi faktual yang terjadi disekitar mereka. Media massa diyakini dapat menggambarkan realitas sosial dalam berbagai aspek kehidupan, namun demikian informasi atau pesan yang ditampilkan melalui surat kabar atau majalah, didengar melalui radio, dan dilihat melalui televisi dan internet tetap harus diseleksi, sehingga informasi-informasi yang diperoleh dapat diaplikasikan pada saat proses belajar mengajar di kelas.
D. Penutup
1. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPS, guru masih menyampaikan materi pelajaran seperti yang ada pada buku ajar saja (textbook centered), penyampaiannya masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar IPS
2. Guru masih menjadi sumber informasi satu-satunya dalam belajar
3. Peran guru sangat dominan dalam pelaksanaan pembelajaran (teacher centered), guru belum menjadikan siswa sebagai pusat dalam pelaksanaan pembelajaran (student centered)
4. Penggunaan media massa sebagai sumber pembelajaran diyakini dapat menumbuhkan kecintaan siswa pada mata pelajaran IPS, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Adiwikarta, S. ( 1988). Sosiologi Pendidikan: Isyu dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat. Jakarta: P2LPTK-Ditjen Depdiknas
Hamalik, Oemar.(1982). Media Pendidikan. Bandung: Alumi
Soemantri, M.N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PPS-UPI dan PT. Remaja Rosda Karya
Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedi Bebas